YOGYAKARTA, KAMIS - Untuk urusan makan, Yogya enggak ada matinya. Wisatawan tidak bakal kelaparan di Yogya karena setiap jam ada warung makan mak nyus yang siap melayani pembeli. Sejumlah warung ada yang mulai buka tengah malam hingga pagi menjelang. Bisa dibilang, selain kota pelajar daerah istimewa ini juga mulai dikenal sebagai kota kuliner.
Menyadari potensi ini Pemerintah Kota Yogyakarta akan membangun pusat wisata kuliner di kota itu. "Kami sedang mengkaji beberapa tempat yang dapat dijadikan pusat kuliner, diantaranya Beteng Vredeburg atau Alun-Alun Selatan," kata Kepala Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Yogyakarta, Hadi Muchtar, di Yogyakarta, awal pekan ini.
Menurut Hadi, konsep wisata kuliner tersebut tidak hanya mengandalkan makanan khas Yogyakarta tetapi juga makanan lain yang ada di Yogyakarta. "Makanan khas Yogyakarta itu banyak, seperti gudeg yang sudah terkenal, ada juga tiwul atau gatot. Namun makanan lain yang ada di Yogyakarta juga tidak bisa diabaikan," katanya.
Pluralisme yang ada di Yogyakarta, kata Hadi, menjadi alasan bahwa nantinya pusat wisata kuliner yang ada tidak hanya mengkhususkan diri pada makanan khas Yogyakarta, tetapi juga makanan-makanan lain yang sudah ada di Yogyakarta.
"Tidak mungkin wisatawan ke Yogyakarta hanya akan makan gudeg saja, mereka kadang-kadang juga ingin menikmati makanan lain," katanya.
Lokasi seperti Alun-Alun Selatan, menurut Hadi, cukup representatif untuk dijadikan pusat wisata kuliner karena sudah banyak pedagang makanan di tempat tersebut seperti penjual jagung bakar dan ronde, namun dari sisi sarana masih kurang.
"Misalnya akan ditambah tempat parkir khusus, karena jika hanya parkir di pinggir-pinggir jalan tentu membuat macet," kata dia. Ia memperkirakan pusat wisata kuliner di Yogyakarta baru dapat diwujudkan pada 2009.
Sumber Kompas Cyber Media, Jum'at 24 Oktober 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar